Pemuda adalah sekolompok orang yang
mempunyai semangat dan sedang dalam tahap pencarian jati diri. Pemuda juga
merupakan generasi penerus bangsa. Beberapa orang mengatakan, pemuda tidak
dilihat dari usianya melainkan dari semangatnya. Maju mundurnya suatu bangsa
tidak lepas dari peranan para pemuda. Karena kalau bukan para pemuda pemuda,
siapa lagi yang akan meneruskan perjuangan bangsa kita kedepannya.
Sosialisasi adalah proses yang membantu
individu melalui media pembelajaran dan penyesuaian diri, bagaimana bertindak
dan berpikir agar ia dapat berperan dan berfungsi, baik sebagai individu maupun
sebagai anggota masyarakat.
Kedua definisi diatas sangat berpengaruh
terhadap kehidupan manusia di muka bumi ini, untuk saling bersosialisasi antara
satu sama lain.
Pengertian Pemuda
Masa remaja adalah masa
tarnsisi dan secara psikologis sangat problematis , masa ini memungkinkan
mereka berada dalm anomi (keadaan tanpa norma atau hukum , red) , akibat
kontradiksi norma maupun orientasi mendua.
Dalam keadaan demikian , seringkali muncul perilaku
menyimpang atau kecendrungan melakukan pelnggaran . kondisi ini juga
memungkinkan mereka menjadi sasaran pengaruh media massa.
PERAN MEDIA MASSA
ciri-ciri menyebabkan kecendrungan remaja melahap begitu
saja arus informasi yang serasi dengan selera dan keinginan sebagai penapis
informasi atau pemberi rekomendasi terhadap peasn-pesan yang di terima kini
tidak berfungsi sebagai sediakala.
PERLU DIKEMBANGKAN
:
Dari artikel terseut dapat disimpulkan bahwa masalh
kepemudaan dapat di tinjau adri asumsi yaitu :
1.penghayatan
mengenai proses perkembangan bukan sebagai suatu kontinum yang sambung tetapi
fragmentaris , terpecah-pecah , dan setiap fargmen mempunyai artinya
sendiri-sendiri.
2.posisi
pemuda dalam arah kehidupan itu sendiri .tafsiran-tafsiarn klasik didasarkan
pada anggapan bahwa kehidupan mempunyai pola yang banyak sedikitnya.
Pemuda dan Identitas
Sebelum kita
menjelaskan pola dasar pembinaan dan pengembangan generasi muda, mari kita
jelaskan terlebih dahulu definisi dari identitas. Identitas adalah sikap atau
sifat yang ada dalam diri seseorang. Biasanya pada saat usia masih muda orang
mulai melakukan pencarian jati diri atau mengenali identitas dirinya. Dalam
tahap pencarian identitas inilah terkadang pemuda masih menemukan kendala,
apalagi dizaman yang serba bebas seperti sekarang ini. Pergaulan merupakan
faktor utama yang mempengaruhi terbentuknya jati diri pemuda. Hal itu dapat
dibuktikan dengan melihat media masa, tidak dapat kita pungkiri lagi bahwa
cukup banyak tindak kriminal yang yang diberitakan oleh media masa itu,
pelakunya adalah para pemuda. Mulai dari tawuran antar pelajar, perkelahian
antar geng, narokoba, dan tindakan asusila lain. Dari contoh tersebut dapat dikatakan
bahwa moral pemuda zaman sekarang sudah menurun dibanding pemuda generasi
sebelumnya. Pemuda mulai kehilangan jati dirinya karena mereka cenderung
ikut-ikutan ke dalam pergaulan yang bebas yang sedang ”in” saat ini. Oleh
karena itu Mendiknas membuat keputusan menteri tentang pola pembinaan dan
pengembangan generasi muda nomor : 0323/U-1978 tanggal 28 oktober 1978. Maksud
dari pola pembinaan dan pengembangan generasi muda adalah agar pihak yang turut
serta dan berkepentingan dalam penanganannya benar-benar menggunakan sebagai
pedoman pelaksanaannya dapat terarah menyeluruh dan terpadu serta dapat
mencapai sasaran dan tujuan yang dimaksud.Pola dasar pembinaan dan pengambagan
generasi muda disusun berlandaskan :
- Landasan idiil : pancasila
- Landasan konstitusional : Undang-Undang dasar 1945
- Landasan strategis :
Garis-garis Besar Haluan Negara
-
Landasan History : Sumpah pemuda 28 oktober 1928 dan proklamasi
kemerdekaan 17 Agustus 1945.
- Landasan normatif :
Etika, tata nilai dan kebudayaan luhur.
Menurut pola dasar pembinaan dan pengembangan generasi
muda bahwa generasi muda dapat dilihat dari berbagai aspek sosial, yakni:
1. Sosial psikologi
2. sosial budaya
3. sosial ekonomi
4. sosial politik
Dalam hal ini pengembangan dan pembinaan generasi muda
menyangkut dua pengertian pokok yaitu :
1. generasi
muda sebagai subyek pengembangan dan pembinaan adalah mereka yang telah
memiliki bekal-bekal dan kemampuan serta landasan untuk dapat mandiri dalam
keterlibatannya secara fungsional bersama potensi lainya, guna menyelesaikan
masalah-masalah yang dihadapi bangsa dalam rangka kehidupan berbangsa dan
bernegara serta pembangunan nasional.
2. Generasi
muda sebagai obyek pembinaan dan pengembangan ialah mereka yang masih
memerlukan pembinaan dan pengambangan ke arah pertumbuhan potensi dan
kemampuan-kemampuannya ke tingkat yang optimal dan belum dapat bersikap mandiri
yang melibatkan secara fungsional.
Masalah-masalah yang menyangkut generasi muda dewasa ini
adalah:
1. Dirasakan
menurunnya jiwa nasionalisme, idealisme dan patriotisme di kalangan generasi
muda
2.
Kekurangpastian yang dialami oleh generasi muda terhadap masa depannya
3. Belum
seimbangnya jumlah generasi muda dengan fasilitas pendidikan yang tersedia
4. Kurangnya
lapangan dan kesempatan kerja.
5. Kurangnya gizi
yang dapat menghambat pertumbuhan badan dan perkembangan kecerdasan
6 Masih
banyaknya perkawinan-perkawinan di bawah umur
7. Adanya
generasi muda yang menderita fisik dan mental
8. Pergaulan
bebas
9. Meningkatnya
kenakalan remaja, penyalahagunaan narkotika
10. Belum adanya
peraturan perundang-undangan yang mengangkut generasi muda.
Potensi-Potensi Generasi Muda
1. Idealisme dan daya ktitis yang tinggi: Secara
sosiologis generasi muda belum mapan dalam tatanan yang ada, sehingga ia dapat
melihat kekurangan dalam tatanan dan secara wajar mampu mencari gagasan baru.
Pengejawantahan idealisme dan daya kritis perlu dilengkapi landasan rasa tanggung
jawab yang seimbang.
2. Dinamika dan keatifitas dalam menghadapi tantangan:
Adanya idealisme pada generasi muda, menyebabkan mereka memiliki potensi
kedinamisan dan kreativitas, yakni kemampaun dan kesediaan untuk mengadakan
perubahan, pembaharuan, dan penyempurnaan kekurangan yang ada ataupun
mengemukakan gagasan yang baru.
3. Keberanian mengambil resiko : Perubahan dan
pembaharuan termasuk pembangunan, mengandung resiko dapat meleset, terhambat
atau gagal. Namun, mengambil resiko itu diperlukan jika ingin memperoleh
kemajuan. Generasi muda dapat dilibatkan pada usaha-usaha yang mengandung
resiko. Untuk itu diperlukan kesiapan pengetahuan, perhitungan, dan
keterampilan dari generasi muda sehingga mampu memberi kualitas yang baik untuk
berani mengambil resiko.
4. Optimis dan kegairahan semangat daya juang yang tinggi
: Kegagalan tidak menyebabkan generasi muda patah semangat. Optimisme dan
kegairahan semangat yang dimiliki generasi muda merupakan daya pendorong untuk
mencoba lebih maju lagi.
5. Sikap kemandirian dan disiplin murni : Generasi muda
memiliki keinginan untuk selalu mandiri dalam sikap dan tindakannya. Sikap
kemandirian itu perlu dilengkapi dengan kesadaran disiplin murni pada dirinya
agar mereka dapat menyadari batas-batas yang wajar dan memiliki tenggang rasa.
6. Berpendidikan tinggi dan mempunyai pengetahuan luas :
secara menyeluruh baik dalam arti kualitatif maupun dalam arti kuantitatif,
generasi muda secara relatif lebih terpeljar karena lebih terbukanya kesempatan
belajar dari generasi pendahulunya.
7. Patriotisme dan nasionalisme : Pemupukan rasa
kebanggaan, kecintaan, dan turut serta memiliki bangsa dan negara dikalangan
generasi muda perlu digalakkan karena pada gilirannya akan mempertebal semangat
pengabdian dan kesiapan mereka untuk membela dan mempertahankan NKRI dari
segala bentuk ancaman. Dengan tekad dan semangat ini, generasi muda perlu
dilibatkan dalam setiap usaha dan pemantapan ketahanan dan pertahanan nasional.
8. Mempunyai sikap kesatria : Kemurnian idealisme,
keberanian, semangat pengabdian dan pengorbanan serta rasa tanggung jawab
sosial yang tinngi adalah unsur-unsur yang perlu dipupuk dan dikembangkan
dikalangan generasi muda Indonesia sebagai pembela dan penegak kebenaran dan
keadilan bagi masyarakat dan bangsa.
9. Kemapuan penguasaan ilmu dan teknologi : Generasi muda
dapat berperan secara berdaya guna dalam rangka pengembangan ilmu dan teknologi
bila secara fungsional dapat dikembangkan sebagai Transformator dan Dinamisator
terhadap lingkungannya yang lebih terbelakang dalam ilmu dan pendidilkan serta
penerapan teknologi, baik yang maju, maupun yang sederhana.
Pengertian Sosialisasi
Sosialisasi diartikan sebagai
sebuah proses seumur hidup bagaimana seorang individu mempelajari
kebiasaan-kebiasaan yang meliputi cara-cara hidup, nilai-nilai, dan norma-norma
social yang terdapat dalam masyarakat agar dapat diterima oleh masyarakatnya.
Berikut pengertian sosialisasi menurut para ahli
a. Keluarga
Pertama-tama yang dikenal oleh anak-anak adalah ibunya,
bapaknya dan saudara-saudaranya.
b. Sekolah
Pendidikan di
sekolah merupakan wahana sosialisasi sekunder dan merupakan tempat
berlangsungnya proses sosialisasi secara formal.
c. Teman bermain
(kelompok bermain)
Kelompok
bermain mempunyai pengaruh besar dan berperan kuat dalam pembentukan
kepribadian anak. Dalam kelompok bermain anak akan belajar bersosialisasi
dengan teman sebayanya.
d. Media Massa
Media massa
seperti media cetak, (surat kabar, majalah, tabloid) maupun media elektronik
(televisi, radio, film dan video). Besarnya pengaruh media massa sangat
tergantung pada kualitas dan frekuensi pesan yang disampaikan.
e. Lingkungan
kerja
Lingkungan
kerja merupakan media sosialisasi yang terakhir cukup kuat, dan efektif
mempengaruhi pembentukan kepribadian seseorang.
Internalisasi, Belajar dan Sosialisasi.
Ketiga kata atau istilah internalisasi, belajar, dan
spesialisasi pada dasarnya memiliki pengertian yang hampir sama. Proses
berlangsungnya sama yaitu melalui interaksi sosial. Istilah internalisasi lebih
ditekankan pada norma-norma individu yang menginternalisasikan norma-norma
tersebut, atau proses norma-norma kemasyarakatan yang tidak berhenti sampai
institusional saja, akan tetapi norma tersebut mendarah daging dalam jiwa
anggota masyarakat. Norma tersebut dapat dibedakan menjadi dua, yaitu norma
yang mengatur pribadi (mencakup norma kepercayaan dan kesusilaan) dan norma
yang mengatur hubungan pribadi (mencakup kaidah kesopanan dan kaidah hukum).
Istilah belajar ditekankan pada perubahan tingkah laku,
yang semula tidak dimiliki sekarang telah dimiliki oleh seorang individu, atau
perubahan sikap dari tidak tahu menjadi tahu, dimana belajar dapat berlangsung
di lingkungan maupun di lembaga pendidikan.
Istilah spesialisasi ditekankan pada kekhususan yang
telah dimiliki atau diukur oleh seorang individu, kekhususan timbul melalui
proses yang agak panjang dan lama.
PROSES SOSIALISASI
Melalui proses sosialisasi, seseorang akan terwarnai cara
berpikir dan kebiasaan-kebiasaan hidupnya. Dengan demikian, tingkah laku
seseorang akan dapat diramalkan. Dengan proses sosialisasi, seseorang menajdi
tahu bagaimana ia mesti bertingkah laku di tengah-tengah masyarakat dan
lingkungan budayanya. Dari keadaan tidak atau belum tersosialisasi, menjadi
manusia masyarakat dan beradab. Kedirian dan kepribadian melalui proses
sosialisasi dapat terbentuk. Dalam hal ini sosialisasi diartikan sebagai proses
yang membantu individu melalui belajar dan menyesuaikan diri, bagaimana cara
hidup dan bagaimana cara berpikir kelompoknya agar dapat berperan dan berfungsi
dalam kelompoknya. Sosialisasi merupakan salah satu proses belajar kebudayaan
dari anggota masyarakat dan hubungannya dengan sistem sosial.
Proses sosialisasi banyak ditentukan oleh susunan
kebudayaan dan lingkungan sosial yang bersangkutan. Berbeda dengan inkulturasi
yang mementingkan nilai-nilai dan norma-norma kebudayaan dalam jiwa individu,
sosialisasi dititik beratkan pada soal individu dalam kelompok melalui
pendidikan dan perkembangannya. Oleh karena itu proses sosialisasi melahirkan
kedirian dan kepribadian seseorang. Kedirian (self) sebagai suatu produk
sosialisasi, merupakan kesadaran terhadap diri sendiri dan memandang adanya
pribadi orang lain di luar dirinya. Kesadaran terhadap diri sendiri membuat
timbulnya sebutan “aku” atau “saya” sebagai kedirian subyektif yang sulit
dipelajari. Asal mula timbulnya kedirian :
1. Dalam
proses sosialisasi mendapat bayangan dirinya, yaitu setelah memperhatikan cara
orang lain memandang dan memperlakukan dirinya.
2. Dalam
proses sosialisasi juga membentuk kedirian yang ideal. Orang bersangkutan
mengetahui dengan pasti apa-apa yang harus ia lakukan agar memperoleh
penghargaan dari orang lain. Bentuk-bentuk kedirian ini berguna dalam
meningkatkan ketaatan anak terhadap norma-norma sosial.
Thomas Ford Hoult, menyebutkan bahwa proses sosialisasi
adalah proses belajar individu untuk bertingkah laku sesuai dengan standar yang
terdapat dalam kebudayaan masyarakatnya. Menurut R.S. Lazarus, proses
sosialisasi adalah proses akomodasi, dengan mana individu menghambat atau mengubah
impuls-impuls sesuai dengan tekanan lingkungan, dan mengembangkan pola-pola
nilai dan tingkah laku-tingkah laku yang baru yang sesuai dengan kebudayaan
masyarakat.
Peranan Sosial Mahasiswa dan Pemuda di Masyarakat
Mahasiswa harus menumbuhkan
jiwa-jiwa sosial yang dalam atau dengan kata lain solidaritas sosial.
Solidaritas yang tidak dibatasi oleh sekat sekat kelompok, namun solidaritas
sosial yang universal secara menyeluruh serta dapat melepaskan keangkuhan dan
kesombongan. Mahasiswa tidak bisa melihat penderitaan orang lain, tidak bisa
melihat penderitan rakyat, tidak bisa melihat adanya kaum tertindas dan di
biarkan begitu saja. Mahasiswa dengan sifat kasih dan sayangnya turun dan
memberikan bantuan baik moril maupun materil bagi siapa saja yang
memerlukannya.
Selaku Pemuda kita dituntut
aktif dalam kegiatan-kegiatan masyarakat, sosialisasi dengan warga sekitar.
Kehadiran pemuda sangat dinantikan untuk menyokong perubahan dan pembaharuan
bagi masyarakat dan negara. Aksi reformasi disemua bidang adalah agenda pemuda
kearah masyarakat madani. Reformasi tidak mungkin dilakukan oleh orang tua dan
anak-anak.
Terima Kasih (referensi) :
Dadangdaelimi.wordpress.com
Jamalfirdaus.blogspot.com
Celoteh-galang.blogspot.com