Welcome


WELCOME TO CORETAN PASCAL

Monday, 28 October 2013

Pengaruh Pertumbuhan Penduduk Terhadap Perkembangan Sosial dan Kebudayaan



Saat ini Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah penduduk yang begitu banyak, Indonesia berada diperingkat ke-4 setelah Cina,India, dan Amerika Serikat dengan jumlah penduduknya yang mencapai 239,5 juta. Mengingat negara kita merupakan negara yang baru berkembang dan terlebih bukan negara yang memiliki daerah yang kesatuan yang luas, melainkan pulau-pulau yang tersebar-sebar tentu hal ini akan menimbulkan masalah baru baik itu dalam bidang sosial, politik, dan ekonomi. Tentu saja negara yang baru berkembang sangat membutuhkan SDM untuk memenuhi kebutuhan finansial negara tersebut, namun jika pertumbuhan itu terlalu pesat terlebih tidak dibarengi dengan teknologi, lahan yang memadai dan “kemampuan” si SDM sendiri tentu hal ini malah akan menimbulkan masalah yang cukup rumit.

Hal apa saja yang mempengaruhi pesatnya laju pertumbuhan di Indonesia :
1. Kelahiran
2. Perpindahan Penduduk

 A. Faktor Yang Mempengaruhi Kelahiran:
                a. Kawin usia muda
                b. Tidak di adakan nya program KB pada suatu daerah
                c. Pandangan yang menyatakan bahwa banyak anak,banyak rezeki
                d. Anak merupakan penentu status sosial
                e. Anak laki-laki merupakan penerus keturunan

B. Faktor Perpindahan Penduduk :
                  a. Ingin mengubah nasib hidup dengan pindah ke kota
                 b. Banyak nya lapangan kerja di kota
                 c.  Ingin mendapatkan pendidikan yang memadai     


Pengaruh Pertumbuhan Penduduk Terhadap Perkembangan Sosial

Tentu saja pertumbuhan penduduk yang sangat signifikan ini akan berdampak pada perubahan sosial kehidupan masyarakat Indonesia. Perubahan sosial merupakan perubahan-perubahan dalam suatu masyarakat yang mempengaruhi system sosialnya, termasuk di dalamnya nilai-nilai, sikap-sikap dan pola-pola perilaku dalam masyarakat. Dibawah ini saya akan paparkan sedikit penjelasan mengenai pengaruh pertumbuhan penduduk terhadap perkembangan sosial di masyarakat :



1.  Meningkatnya Permintaan Kebutuhan Pokok (Sandang, Pangan, Papan)

Semakin banyak penduduk tentu permintaan akan kebutuhan pokok ini pula akan meningkat. Mengapa ? Karena ketiga kebutuhan itu merupakan kebutuhan POKOK yang tak bisa dipungkiri, mau tidak mau harus terpenuhi. Jika kebutuhan akan sandang meningkat industri tekstil juga pasti akan meningkat, mengingat industri ini sebagai penghasil kebutuhan sandang itu sendiri. Dan jika kebutuhan pangan meingkat, industri pangan juga harus meningkat. Jika penduduk terus meningkat, maka kebutuhan akan hunian (papan) juga akan meningkat. Bayangkan apabila semua kebutuhan ini terus meningkat, namun bahan untuk pembuatan sandang, pangan, papan sebagai pemenuh kebutuhan ini sudah habis. Jika suatu saat nanti, jumlah penduduk ini terus meningkat (terutama di Indonesia) namun bahan untuk pembuatan pangan itu habis, tentu manusia akan mengalami bencana kelaparan yang hebat. Tentu saja jika misalkan tidak akan habis secara total, namun secara tidak langsung bahan pangan ini akan menjadi bahan langka karena jarang dan sulit, ini akan menimbulkan kenaikan harga (inflasi) dan tentu hanya kalangan tertentu yang mampu membeli dan hal ini akan berdampak pada bencana kemiskinan yang semakin parah.



2. Berkurangnya Lahan Bermukim

Semakin banyak penduduk tentu akan mempengaruhi lahan untuk bermukim. Hal ini dikarenakan penduduk terus meningkat sedangkan lahan sendiri bukan hal yang dapat digandakan atau diperluas dengan mudah. Karena lahan ini bersifat tetap sehingga tidak dapat ditambah dengan mudah jumlah dan luasnya. Semakin ramai tentu akan semakin padat dan tentu lahan untuk bermukin semakin sedikit, sebagai contoh pemukiman di Jakarta begitu padat dan ramai, sangat jarang sekali lahan kosong. Jangankan laham kosong, jalan atau gang untuk sebuah pemukiman itu sendiri juga sangat minim dan dipangkas habis demi ketersidiaannya pemukiman yang lain. Karena jumlahnya yang sedikit sedangkan permintaan akan lahan untuk bermukim terus melonjak, hal ini kembali akan menyebabkan kelangkaan dan kenaikan harga untuk kebutuhan ini ini yang disebut dengan inflasi. Tentu bagi sebagian orang yang “beruntung” untuk emmbeli sebuah lahan untuk hunian yang layak bukan perkara sulit, namun bagi mereka yang “kurang beruntung” hal ini akan menimbulkan sebuah masalah baru. Tumbuh dan berkembangnya pemukiman padat penduduk yang kumuh dan kotor ini adalah salah satu dari sekian banyak masalah yang timbul akibatnya. Masalah lain yang menjadi “PR” tersendiri bagi negara ini adalah pemukiman yang tidak pada tempatnya, seperti pemukiman dikolong jembatan, didekat rel kereta api, di bantaran sungai, dan di tempat-tempat lain yang “kurang layak untuk menjadi sebuah pemukiman”.



3. Investor Asing Meningkat

Dengan terus bertambahnya jumlah penduduk maka hal ini akan menjadi sebuah peluang bagi para pengusaha. Para pengusaha tentu akan meletakan investasinya di tempat strategis yang ramai dan padat penduduk, hal ini yang memicu menjamurnya pusat-pusat perbelanjaan dipemukiman padat penduduk. Mungkin pandangan setiap orang semakin banyak pusat perbelanjaan disuatru daerah maka hal ini juga akan mempengaruhi pandangan orang lain bahwa daerah tersebut adalah daerah metropolitan yang maju dengan masyarakatnya yang berada digolongan ekonomi menengah keatas, hal ini juga dipandang sebagai pendongkrak gengsi masyarakat didaerah itu. Padahal dibalik semua gemerlap itu, terdapat fakta yang mengejutkan bahwa hal itu dapat menimbulkan sifat konsumtif yang berbahaya bagi masyarakat itu sendiri. Sifat konsumtif ini akan mengakibatkan kemalasan, bagaimana tidak ? masyarakat berpendapat untuk apa kita membuat ini atau itu, toh semuanya sudah tersedia di pusat-pusat perbelanjaan. Hal ini yang merupakan salah satu faktor mengapa industri dan barang dalam negeri ini sulit berkembang dan maju, hal ini tentu akan sangat dimanfaatkan oleh para investor asing yang dengan jeli melihat peluang ini.



4. Meningkatnya Angka Pengangguran

Dengan meningkatnya jumlah penduduk tentu masalah-masalah baru akan bermunculan, khususnya masalah yang satu ini yaitu besarnya jumlah pengangguran yang ada. Mengapa demikian ? Hal ini jelas dan sangat mungkin terjadi, pasalnya lahan pekerjaaan itu tidak selamanya tersedia. Mungkin saja bisa bertambah, namun untuk pendambahan lahan pekerjaan ini butuh suatu proses  dan memakan waktu yang cukup lama. Bayangkan jika penduduk terus meningkat sedangkan peningkatan lahan lapangan kerja memakan waktu lama. Tentu hal ini akan menjadi sumber masalah baru, dimana permintaan akan lapangan perkerjaan untuk memenuhi kebutuhan hidup terus meningkat berbanding lurus dengan jumlah pertambahan penduduk ittu sendiri, namun tidak berbanding lurus dengan pertambahan jumlah lahan pekerjaan. Jadi sebagian besar dari jumlah penduduk itu berkemungkinan tidak dapat pekerjaan (pengangguran), jika mereka tidak bekerja tentu tidak dapat dengan mudah memenuhi kebutuhan pokok untuk hidup, ini juga salah satu penyebab banyaknya gelandangan, premanisme, pengemis, dan lainnya.


Solusi yang dapat menyelesaikan permasalahan ledakan penduduk yaitu :

a. Melakukan program transmigrasi
b. Menggalakkan program keluarga berencana
c. Mengoptimalkan lahan dengan menggunakan teknologi.
d. Pemerataan pembangunan





Hubungan Antara Masalah Penduduk Dengan Perkembangan Kebudayaan



A.Pengertian Penduduk
  • Orang yang tinggal di daerah tersebut
  • Orang yang secara hukum berhak tinggal di daerah tersebut. Dengan kata lain orang yang mempunyai surat resmi untuk tinggal di situ. Misalkan bukti kewarganegaraan, tetapi memilih tinggal di daerah lain.
  • Penduduk adalah semua orang yang berdomisili di suatu wilayah geografis di Indonesia dengan tujuan menetap.

Pertumbuhan penduduk diakibatkan oleh tiga komponen yaitu:


1. Natalitas (Kelahiran)
Bisa di definisikan sebagai banyaknya jumlah kelahiran penduduk setiap tahunnya dalam suatu  wilayah.
Rumus menghitung kelahiran penduduk :

CBR= B/P x 1000

Dimana :
CBR = Crude Birth Rate(Angka Kelahiran Kasar)
B = Jumlah kelahiran dalam 1 tahun
P = Jumlah Penduduk pada pertengahan tahun tertentu
1000 = Konstanta


2. Mortalitas (Kematian)

Bisa di definisikan sebagai berapa banyak jumlah penduduk yang meninggal pada suatu wilayah setiap tahunnya.

Rumus menghitung angka kematian:

CDR= D/P x K

Dimana:
CDR = Crude Death Rate ( Angka Kematian Kasar)
D = Jumlah kematian (death) pada tahun tertentu
P = Jumlah Penduduk pada pertengahan tahun tertentu
K = Bilangan konstan 1000


3. Migrasi (Perpindahan Penduduk)

Di definisikan sebagai perpindahan penduduk dari suatu wilayah ke wilayah lain dengan tujuan untuk mengubah hidup dan sebagainya.



B. Pengertian Kebudayaan

Budaya atau Kebudayaan merupakan suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya sendiri terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa,pakaian, bangunan, dan karya seni. Bahasa, sebagaimana juga budaya, merupakan bagian tak terpisahkan dari diri manusia sehingga banyak orang cenderung menganggapnya diwariskan secara genetis. Ketika seseorang berusaha berkomunikasi dengan orang-orang yang berbada budaya dan menyesuiakan perbedaan-perbedaannya, membuktikan bahwa budaya itu dipelajari.



C. Keterkaitan Penduduk Dengan Budaya
           Penduduk dan kebuayaan sangat erat kaitannya dengan kehidupan. Salah satunya sangat berkaitan dan tidak dapat dipisahkan satu sama lain karena dapat saling mempengaruhi. Jika salah satu nya di pisahkan,maka akan terjadi ketidak seimbangan dalam struktur yang sudah ada.



D. Hubungan Antara Masalah Penduduk dengan Perkembangan Kebudayaan

Tidak ada kebudayaan yang statis, semua kebudayaan mempunyai dinamika dan gerak. Gerak kebudayaan sebenarnya adalah gerak manusia yang hidup dalam masyarakat yang menjadi wadah kebudayaan. Gerak manusia terjadi oleh karena mengadakan hubungan-hubungan dengan manusia lain.

Terjadinya gerak / perubahan ini disebabkan oleh beberapa hal :

Sebab-sebab yang berasal dari dalam masyarakat dan kebudayaan sendiri, misalnya perubahan jumlah dan komposisi penduduk.
Sebab-sebab perubahan lingkungan alam dan fisik tempat mereka hidup. Masyarakat yang hidupnya terbuka, yang berada dalam jalur-jalur hubungan dengan masyarakat dan kebudayaan lain, cenderung untuk berubah lebih cepat.

Gerak tersebut tidak hanya disebabkan oleh jumlah penduduk dan komposisinya, juga karena adanya difusi kebudayaan, penemuan-penemuan baru, khususnya teknologi dan inovasi.
Perubahan kebudayaan terjadi apabila suatu kelompok manusia dengan kebudayaan tertentu dihadapkan pada unsur-unsur suatu kebudayaan asing yang berbeda sedemikian rupa, sehingga unsur-unsur kebudayaan asing itu dengan lambat laun diterima dan diolah ke dalam kebudayaan sendiri, tanpa menyebabkan hilangnya kepribadian kebudayaan itu sendiri.
Beberapa masalah yang menyangkut proses itu adalah :

    Unsur kebudayaan asing manakah yang mudah diterima

    Unsur kebudayaan asing manakah yang sulit diterima

    Individu manakah yang cepat menerima unsur-unsur baru

    Ketegangan apakah yang timbul sebagai akibat akulturasi tersebut


Secara sederhana hubungan antara manusia dan kebudayaan adalah manusia sebagai perilaku kebudayaan, dan kebudayaan merupakan objek yang dilaksanakan manusia. Tetapi apakah sesederhana itu hubungan keduanya? Dalam sosiologi manusia dan kebudayaan dinilai sebagai dwitunggal, maksudnya bahwa walaupun keduanya berbeda tapi keduanya merupakan satu kesatuan. Manusia menciptakan kebudayaan, dan setelah kebudayaan itu tercipta, maka kebudayaan mengatur hidup manusia agar sesuai dengannya. Tampak bahwa keduanya akhirnya merupakan satu kesatuan. Contoh sederhana yang dapat kita lihat adalah hubungan antara manusia dengan peraturan-peraturan kemasyarakatan. Pada awalnya peraturan itu jadi maka manusia yang membuatnya harus patuh terhadap peraturan tersebut. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa manusia tidak dapat dilepaskan dari kebudayaan, karena kebudayaan itu merupakan perwujudan dari manusia itu sendiri. Apa yang tercakup dalam suatu kebudayaan tidak akan jauh menyimpang dari kemauan manusia yang membuatnya.
Hubungan antara manusia dan kebudayaan ini dapat dipandang setara dengan hubungan antara manusia dengan masyarakat dinyatakan sebagai dialektis, maksudnya saling terkait satu sama lain. Pada kondisi sekarang ini kita tidak dapat lagi membedakan mana yang lebih awal muncul, manusia atau kebudayaan. Analisa terhadap keberadaan keduanya harus menyertakan pembatasan masalah dan waktu agar penganalisaan dapat dilakukan dengan lebih cermat.
“ Kebudayaan sebagai semua hasil karya, rasa dan cipta masyarakat “ (Selo Sumarjan dan Soelaeman Soemardi)



E. Kebudayaan Yang Muncul Akibat Masalah Kependudukan Yang Muncul

Banyak sekali budaya-budaya baru yang muncul akibat daripada masalah penduduk itu sendiri. Tidak hanya budaya yang tanpa sengaja tercipta karena dipicu oleh masalah kependudukan namun juga tercipta karena interaksi langsung dengan masalah sosial dan memang sengaja diciptakan. Premanisme, budaya premanisme muncul akibat dari pada masalah sosial itu sendiri. Karena desakan ekonomi dan harus terpenuhinya kebutuhan pokok seseorang, namun pada saat itu lapangan pekerjaan tidak memadai sehingga seseorang tidak dapat bekerja dan mendapat uang sebagai syarat utama pemenuh kebutuhan itu sendiri maka seseorang itu terpaksa menjadi preman karena tidak punya pilihan lain menurutnya.
Di lain sisi ada budaya dugem dan sex bebas ala barat. Budaya ini meskipun awalnya masuk secara tidak sengaja bersamaan dengan proses masuknya teknologi dan informasi yang tidak bisa terbelenggu lagi. Budaya ini terakulturasi secara tidak sengaja, awalnya budaya ini dianggap tabu dan kurang berkenan karena Indonesia sendiri merupakan negara yang menjunjung tinngi adat ketimuran yang sopan, ramah, dan beragama meskipun tidak secara resmi berada di blok timur. Kerena perbedaan mencolok ini, membuat orang-orang Indonesia mulai tertarik dengan hal baru dan akhirnya saat budaya yang positif masuk, budaya yang negatif ikut masuk, meskipun pada awalnya sudah terfiltrasi namun jika arus budaya yang negatif itu terlalu deras, akhirnya sulit terbendung, membeludak dan membaur dengan budaya yang telah ada dan menciptakan budaya baru.











big thanks (referensi penulis) :
http://rhahmatbusrijal11.blogspot.com
http://id.wikipedia.org

Monday, 14 October 2013

Masalah Sosial dan Cara Mengatasinya (Aliran Sesat)





Masalah Sosial

      Menurut Soerjono Soekanto masalah sosial adalah suatu ketidak sesuaian antara unsur-unsur kebudayaan atau masyarakat, yang membahayakan kehidupan kelompok sosial. Jika terjadi bentrokan antara unsur-unsur yang ada dapat menimbulkan gangguan hubungan sosial seperti kegoyahan dalam kehidupan kelompok atau masyarakat.
        Masalah sosial muncul akibat terjadinya perbedaan yang mencolok antara nilai dalam masyarakat dengan realita yang ada. Yang dapat menjadi sumber masalah sosial yaitu seperti proses sosial dan bencana alam. Adanya masalah sosial dalam masyarakat ditetapkan oleh lembaga yang memiliki kewenangan khusus seperti tokoh masyarakat, pemerintah, organisasi sosial, musyawarah masyarakat, dan lain sebagainya.
         Masalah sosial dapat dikategorikan menjadi 4 (empat) jenis faktor, yakni antara lain :

1. Faktor Ekonomi : Kemiskinan, pengangguran, dll.
2. Faktor Budaya : Perceraian, kenakalan remaja, dll.
3. Faktor Biologis : Penyakit menular, keracunan makanan, dsb.
4. Faktor Psikologis : Penyakit syaraf, aliran sesat, dsb.

Berdasarkan beberapa kategori tersebut saya akan memilih salah satu untuk dibahas lebih jelas dan terperinci, Faktor Psikologis yaitu aliran sesat. Mengapa saya memilih bahasan ini, alasannya karena saya rasa aliran sesat ini harusnya sudah menjadi salah satu prioritas kita semua untuk memeranginya, tapi pada kenyataannya hal ini malah dibiarkan menjamur dan meraja rela, meskipun terkesan jarang, tapi sebenarnya aliran sesat ini sudah tumbuh lama dan terus bertambah setiap tahunnya, untuk bahasan lebih lanjut simak artikeltentang hal itu yang akan saya rangkum.






Aliran Sesat

Aliran sesat adalah aliran yang menyimpang dari norma keagamaan itu sendiri, meskipun mereka menganggap semua hal yang mereka yakini itu adalah suatu kebenaran, tapi pada kenyataannya mereka tetaplah salah. Mereka tidak mengakui Tuhan sebagai pencipta dari segala yang ada di jagad semesta ini, melainkan mereka mentuhankan hal-hal yang tidak masuk diakal seperti patung, pohon, benda-benda antik dan sebagainya. Tapi diantara beberapa aliran sesat tersebut ada yang mengakui Tuhan itu ada, tapi pelaksanaannya tidak sesuai dengan tata cara agama yang telah ada sebelumnya, sehingga meskipun mengakui adanya Sang Maha Pencipta, namun tetap saja pelaksanaannya salah dan dapat dikategorikan menyimpang. Hal itulah yang memicu banyaknya penyimpangan sosial lain, baik berupa tindak anarkis ataupun asusila. Hal ini dikarenakan dalam beberapa ajarannya, aliran sesat ini biasanya membebaskan para pengikutnya untuk berbuat sesuatu yang melebihi norma dan kewajaran, seperti pemerkosaan, perampokan, pembunuhan, penganiayaan, dan lain sebagainya.








Hal Yang Mendasari Terjadinya Aliran Sesat

Dengan makin berkembangnya teknologi komunikasi selain berdampak positif hal ini serta-merta membawa dampak negatif juga, yaitu mudah masuknya hal-hal yang menyimpang dari negara lain yang kemudian masuk kenegara kita dengan leluasa. Meskipun pemerintah negara kita telah berupaya memfilter hal negatif ini, namun hal negatif ini terlalu besar jumlahnya dan filter pemerintah tersebut hanya bisa menyaring sebagian, TIDAK SELURUHNYA. Hal inilah yang kemudian menjadi penyebab utama maraknya hal-hal negatif dinegara kita ini, terutama aliran sesat sendiri. Selain melalui teknologi yang canggih, kecenderungan aliran sesat ini juga timbul akibat dampak langsung dari era globalilsasi yang semakin bergejolak dinegara berkembang ini. Berbagai macam budaya masuk, dan budaya yang masuk melalui berbagai cara itu pun tanpa difiltrasi ulang oleh setiap orang kemudian diadopsi dan dijadikan sebuah gaya hidup dan kebutuhan. Terlebih anak muda, yang biasanya jika ada hal baru selalu tidak pernah mau ketinggalan. Itu mengapa aliran sesat ini mayoritasnya menjangkit kaum-kaum muda bangsa ini.






Cara Mengatasinya
Aliran sesat ini mudah sekali menyerang kaum muda, terutama yang imannya selalu goyah. Maka dari itu hal yang paling pertama adalah dengan meningkatkan iman dan ketakwaan kepada Tuhan, di Indonesia ini ada 5 agama yang telah diakui kebenarannya Katolik,Islam, Hindu, Budha, dan Kristen, ke-5 agama itu baik, agama tersebut yang menjadi simbol iman kita terhadap Sang Pencipta maka agama dan iman itu yang akan membentengi kita dari hal-hal menyimpang dan sesat, maka rajin lah untuk berdoa atas keyakinanmu, pahami dan perdalam ilmu keagamaanmu itu. Selain dari iman dan diri sendiri, peran orang tua dan lingkungan terdekat adalah hal yang ampuh untuk membentengi seseorang dari penyimpangan dan kesesatan. Kita harus bisa menjaga lingkungan sekitar kita agar tidak terjerumus kedalam kesesatan dan penyimpangan, kita harus bisa saling bertoleransi dan mengingatkan satu dengan yang lain, meskipun misalnya kita berbeda keyakinan. Tapi untuk saling mengingatkan tidak pernah ada yang namanya perbedaan. Orang tua juga harus selalu mengawasi dan membimbing anaknya agar dia menyadari mana hal baik dan buruk agar tidak tersesat dijalur yang salah.










terima kasih (refrensi penulis) :
http://anditamaynitasari.wordpress.com