Holla, udah lama ga nulis ni
ga pernah nerbirin karya tulis lagi buat blog ini. Ya mungkin karena sedang
dalam kesibukan. Ok langsung aja, kali ini saya ingin nulis sesuatu yang
sebenarnya udah pengen banget saya sampaikan melalui tulisan ini. Kali ini saya
ingin sekali berbagi tentang anak-anak kepada pembaca setia khususnya untuk
para orang tua yang punya anak, materi ini pasti sedikit membuka wawasan anda.
Anak itu menurut saya adalah anugerah Tuhan yang sungguh tiada tara, meski saya
baru dalam tahapan remaja dan belum menjadi seorang ayah, tapi saya tahu benar
bagaimana rasanya jika mempunyai seorang anak. Jika kita tinjau lebih lanjut
tentang anak ini maka kita sungguh akan tercengang dengan tahu betapa luar
biasanya mereka, mereka yang sebenarnya sejak lahir sudah mempunyai suratan
tersendiri dan terlebih mereka mempunyai naluri alami sebagai seorang manusia
yang sebenarnya. Mangapa demikian ? Apakah anak yang baru berusia beberapa
tahun mengerti apa itu kebohongan ?! Jika anda cerdas anda pasti mengerti.
Sejak lahir mereka tidak pernah punya naluri untuk berbohong, mereka selalu
berkata jujur pada setiap apa yang mereka rasakan. Jangankan untuk membohongi
orang lain, untuk berbohong pada diri mereka sendiri pun mereka TIDAK BISA,
bukan demikian ? Ahhh... satu lagi, sadarkah anda bahwa seorang anak itu mereka
SELALU INGIN TAHU AKAN HAL BARU, tidak kenal kata TIDAK BISA, tidak pernah
kenal kata MUSTAHIL, tidak pernah mengenal apa itu BATAS dan yang terhebat dari semua itu imajinasi mereka adalah kenyataan yang paling
nyata. Luar biasa bukan ?! Tapi pada kenyataannya seiring pertumbuh kembangan
seorang anak menjadi seorang yang lebih dewasa sikap hakiki dan naluri yang
saya sebut dengan naluri humanity, yang Tuhan berikan sebagai pondasi dasar
seorang anak mulai memudar dan bahkan memudar. Seharusnya pondasi yang terdiri
dari rasa-rasa kemanusiaan tinggi yang telah saya paparkan tadi menjadi pondasi
kuat yang mendasari seorang anak menjadi manusia yang benar-benar manusiawi,
tapi pada kenyataannya tidak demikian. Mereka kehilangan naluri kemausiaan
mereka seiring pertumbuh kembangan mereka. Menurut pengamatan yang saya lakukan
terhadap beberapa anak dibeberapa daerah, saya menyimpulkan bahwa faktor-faktor itu
ialah :
1. Lingkugan
1. Lingkugan
a. Lingkunagn
Keluarga
Lingkungan keluarga ini sunggguh sangat mempengaruhi pertumbuh kembangan karakter seorang anak, keluarga merupakan hal pertama yang anak punya, keluarga pula lah yang setiap saat mendampingi masa kecil anak tersebut. Sebagai contoh, seorang anak yang tinggal dilingkungan keluarga yang penuh kasih sayang dan perhatiaan kepada anak itu maka dengan sendirinya anak itu menerima kasih sayang dan perhatian itu dan kemudiaan menmkan kembali dalam pemikiran terdalamnya sehingga anak tersebut dengan pembinaan yang benar akan menjadi seorang yang penuh kasih sayang dan perhatian terhadap sesama. Lain halnya jika besar dalam lingkungan keluarga yang setiap saat selalu bertengkar, tidak perhatian dan tak acuh, maka kemungkinan besar anak itu akan menjadi anak yang cuek, dingin dan tidak pernah peduli pada sekitarnya.
Lingkungan keluarga ini sunggguh sangat mempengaruhi pertumbuh kembangan karakter seorang anak, keluarga merupakan hal pertama yang anak punya, keluarga pula lah yang setiap saat mendampingi masa kecil anak tersebut. Sebagai contoh, seorang anak yang tinggal dilingkungan keluarga yang penuh kasih sayang dan perhatiaan kepada anak itu maka dengan sendirinya anak itu menerima kasih sayang dan perhatian itu dan kemudiaan menmkan kembali dalam pemikiran terdalamnya sehingga anak tersebut dengan pembinaan yang benar akan menjadi seorang yang penuh kasih sayang dan perhatian terhadap sesama. Lain halnya jika besar dalam lingkungan keluarga yang setiap saat selalu bertengkar, tidak perhatian dan tak acuh, maka kemungkinan besar anak itu akan menjadi anak yang cuek, dingin dan tidak pernah peduli pada sekitarnya.
b. Lingkungan
Pertemenan dan Permainan
Lingkungan pertemanan anak ini juga salah satu faktor dominan penentu karakter seorang anak, karena dari teman lah si anak ini akan sangat cepat belajar baik secara langsung maupun tidak langsung. Memang secara naluriah anak itu akan selalu cepat menerima setiap hal baru yg dia peroleh, hal pertama yg dia peroleh dan secara terus menerus akan menjadi pondasi dari anak itu, entah hal itu baik atau buruk. Itulah mengapa ada baiknya anak tetap berada dilingkungan pertemanan yg baik dan kondusif guna menguatkan pondasi si anak agar kelak ketika mereka telah menginjak usia remaja menjelang deweasa (diusia pencarian kepribadian) anak mampu dengan sendirinya memilah mana hal baik yg harus dia terima dan mana hal buruk.
Lingkungan pertemanan anak ini juga salah satu faktor dominan penentu karakter seorang anak, karena dari teman lah si anak ini akan sangat cepat belajar baik secara langsung maupun tidak langsung. Memang secara naluriah anak itu akan selalu cepat menerima setiap hal baru yg dia peroleh, hal pertama yg dia peroleh dan secara terus menerus akan menjadi pondasi dari anak itu, entah hal itu baik atau buruk. Itulah mengapa ada baiknya anak tetap berada dilingkungan pertemanan yg baik dan kondusif guna menguatkan pondasi si anak agar kelak ketika mereka telah menginjak usia remaja menjelang deweasa (diusia pencarian kepribadian) anak mampu dengan sendirinya memilah mana hal baik yg harus dia terima dan mana hal buruk.
c. Lingkungan Tempat Tinggal
Lingkungan ini adalah lingkungan dimana si anak tinggal, seperti contoh anak yang tinggal dilingkungan pesisir pantai, cenderung lebih berani, kuat dan sedikit keras kepala. Itu karena mereka terbiasa hidup bersama lautan, itu yg menjadikan mereka kuat dan keras seperti karang. Di Lingkunagn hutan, anak yg tinggal dilingkungan ini biasa lebih tenang, lebih halus dan cenderung cinta pada lingkungannya, itu karena mereka terbiasa hidup selaras dengan alam, dan biasanya mereka cenderung berfikir jika mereka tidak berbuat baik pada alam maka alam tidak akan memberi kebaikan pada mereka. Itulah mengapa lingkungan tempat tinggal juga perlu diperhatikan, agar anak bisa tumbuh dan berkembang dengan baik, pemikiran, sosial, moral dan iman. Sehingga mampu membuat sebuah karakter yang hebat.
Lingkungan ini adalah lingkungan dimana si anak tinggal, seperti contoh anak yang tinggal dilingkungan pesisir pantai, cenderung lebih berani, kuat dan sedikit keras kepala. Itu karena mereka terbiasa hidup bersama lautan, itu yg menjadikan mereka kuat dan keras seperti karang. Di Lingkunagn hutan, anak yg tinggal dilingkungan ini biasa lebih tenang, lebih halus dan cenderung cinta pada lingkungannya, itu karena mereka terbiasa hidup selaras dengan alam, dan biasanya mereka cenderung berfikir jika mereka tidak berbuat baik pada alam maka alam tidak akan memberi kebaikan pada mereka. Itulah mengapa lingkungan tempat tinggal juga perlu diperhatikan, agar anak bisa tumbuh dan berkembang dengan baik, pemikiran, sosial, moral dan iman. Sehingga mampu membuat sebuah karakter yang hebat.
2. Pola Pikir
Pola pikir juga salah satu hal penting yang harus diperhatikan, memang jika dipertimbangkan anak memang belum mempunyai pola pikir yang cukup luas dan terbuka jika dibandingkan dengan orang dewasa. Maka dari itu peran orang tua sebagai keluarga hakiki sangat diperlukan dalam proses ini. Ini seperti menanmkan sugesti positif pada si anak, contohnya seperti : kita menyuruh anak untuk melakukan hal baik seperti membantu berbelanja, mencuci, atau lain sebagainya sebagai gantinya kita beri imbalan dengan hal yg membuat anak itu senang (tidak perlu memberi hal berlebihan) seperti permen, eskrim, kue dan sebagainya. Itu sama seperti kita memberi sugesti pada anak, jika si anak itu mau berbuat baik dan berusaha maka dia bisa mendapat sesuatu yang baik dan menyenangkan. Maka dengfan demikian si anak akan secara tidak sadar menyugesti pola pikirnya sendiri, dengan pola pikir “jika kita berbuat baik dan terus berusaha pasti kita dapat hal baik dan yang kita inginkan”.
Pola pikir juga salah satu hal penting yang harus diperhatikan, memang jika dipertimbangkan anak memang belum mempunyai pola pikir yang cukup luas dan terbuka jika dibandingkan dengan orang dewasa. Maka dari itu peran orang tua sebagai keluarga hakiki sangat diperlukan dalam proses ini. Ini seperti menanmkan sugesti positif pada si anak, contohnya seperti : kita menyuruh anak untuk melakukan hal baik seperti membantu berbelanja, mencuci, atau lain sebagainya sebagai gantinya kita beri imbalan dengan hal yg membuat anak itu senang (tidak perlu memberi hal berlebihan) seperti permen, eskrim, kue dan sebagainya. Itu sama seperti kita memberi sugesti pada anak, jika si anak itu mau berbuat baik dan berusaha maka dia bisa mendapat sesuatu yang baik dan menyenangkan. Maka dengfan demikian si anak akan secara tidak sadar menyugesti pola pikirnya sendiri, dengan pola pikir “jika kita berbuat baik dan terus berusaha pasti kita dapat hal baik dan yang kita inginkan”.
3. Adat
Adat itu adalah, hal yg dilakukan secara terus-menerus dan dilakukan secara turun temurun. Mengapa hal ini menjadi hal penting pembangun karakter si anak. Karena menurut pengamatan saya secara tidak langsung adat di tempat satu dan lainnya itu berbeda, dan perbedaan adat ini yang akan menjadi pembeda karakter si anak. Seperti halnya anak yang tumbuh di wilayah Timur, anak itu cenderung lebih religius, sopan, dan ramah. Lain lagi jika didaerah barat. Itu seperti anak yang tumbuh di daerah Jawa Tengah akan membentuk pribadi yang sopan, patuh pada orang tua, religius, dan halus karena mereka terbiasa hidup dengan adat seperti itu.
Adat itu adalah, hal yg dilakukan secara terus-menerus dan dilakukan secara turun temurun. Mengapa hal ini menjadi hal penting pembangun karakter si anak. Karena menurut pengamatan saya secara tidak langsung adat di tempat satu dan lainnya itu berbeda, dan perbedaan adat ini yang akan menjadi pembeda karakter si anak. Seperti halnya anak yang tumbuh di wilayah Timur, anak itu cenderung lebih religius, sopan, dan ramah. Lain lagi jika didaerah barat. Itu seperti anak yang tumbuh di daerah Jawa Tengah akan membentuk pribadi yang sopan, patuh pada orang tua, religius, dan halus karena mereka terbiasa hidup dengan adat seperti itu.
Memang banyak sekali hal yang dapat mempengaruhi karakter
seorang anak, bukan hanya yang telah saya paparkan tadi, melainkan masih banyak
lagi. Tapi hal saya paparkan tadi hanya sebagian kecil hal yang perlu
diperhatikan agar anak tumbuh sebagai pribadi yang berkarakter baik. Tetap
bagaimana dan apapun faktor yang mempengaruhinya, orang tualah yang sebenarnya
menjadi kunci utama pembentuk kareakter si anak itu, orang tua harus mampu
menyugesti anak dan mengembangkan apa yang telah menjadi difat dasar yang telah
saya paparkan, “(Jujur, Ingin tahu, tidak pernah kenal kata mustahil)” bukan
malah sebaliknya, anda dengan sengaja atau tidak membunuh sikap dasar si anak
yang sebenarnya adalah anugerah Tuhan yang paling berharga. Dengan berbagai
alasan seperti pekerjaan, rutinitas, hobi, asmara atau apapun yang membuat anda
pembunuh karakter si anak dengan menjejali mereka dengan hal negatif seperti
kebohongan dan keputus asaan. Apapun yang terjadi dengan diri anda, ketika
sampai dirumah, anda mau tidak mau harus bisa menaruh setiap masalah anda
diluar rumah dan kemudian masuk kedalam rumah membawa kebahagiaan dan
keikhlasan pada anak itu sendiri, biarkan masalah anda ambil kembali ketika
anda keluar dari rumah untuk anda selesaikan kembali, dan begitulah seterusnya.
Hal itu yang kurang diperhatikan oleh beberapa orang tua pada umumnya, sering
kali kita tahu mereka tidak peduli pada si anak dengan membawa persoalan masuk
kedalam rumah, sehingga akhirnya anak menjadi korban dengan bentakan, omelam,
emosi, dan hal yang paling parah kekerasan. Itulah yang membunuh karakter si
anak, sehingga sering manjadikan anak itu cenderung agresif, tidak peduli pada
sekitar, sering bertindak anarki dan
sebagainya. Maka dari itu mari kita bersama-sama membangun karakter anak kearah
yang lebih baik, agar anak kelak dapat menjadi sendi-sendi utama penyokong
bangsa.
No comments:
Post a Comment