Welcome


WELCOME TO CORETAN PASCAL

Sunday, 15 June 2014

Aku Pilih Yang Nomor 2

Aku pilih no 2, iya aku pilih pak Jokowi dan pak JK, kalo kalian pilih yang mana ? sebelum memilih ada baiknya baca yang satu ini deh !! buat bahan pertimbangan dan pembanding. Saya seorang mahasiswa di sebuah universitas, sebagai seorang mahasiswa, kita tentu harus pintar dan cerdas dalam memilih calon presiden , karena lima tahun kedepan mau tidak mau kita akan dipimpin oleh seorang presiden dan wakilnya, dan itu akan ditentukan pada pilpres nanti. Lima menit dibilik suara nanti, menentukan nasib kita selama lima tahun kedepan, jangan sampai kita salah memilih. Dua calon kandidat yang akan bertanding untuk memperebutkan kursi nomor satu RI,  kedua kandidat ini sama bagus, memiliki kompeten yang baik dan sama-sama berintegrasi tinggi kepada bangsa Indonesia. Namun saya memiliki pandangan khusus untuk calon nomor urut dua, ya, pak Jokowi dan pak JK.
Kenapa ? Pak Jokowi dan Jk ini sangat bersahaja, ramah, santun, dan merakyat, itu hal pertama yang saya suka dari mereka. Ada beberapa hal lagi yang menjadi pertimbangan dan tolak ukur saya dalam mempertimbangkan pilihan ini. Sebelum kita kenal orang itu kita kenal dulu siapa teman dan orang yang disekelilingnya, saya melihat kawan dan orang-orang yang berada disekeliling bapak Jokowi ini orang-orang yang benar dan baik, ini hanya sebagian kecil hal yang membuat saya makin yakin terhadap beliau-beliau. Kita lihat kekayaan, dari hasil audit lalu, menunjukan bahwa kekayaan yang paling kaya adalah bapak Jokowi, bukan berarti banyak uang atau sebagainya, kekayaan beliau hanya persekian miliyar rupiah, kalah dari yang lain, namun yang membuat beliau kaya, hutang beliau itu sejumlah NOL rupiah, itu yang membuat beliau kaya.
Selain bijaksana dan tenang, beliau juga cekatan dan pintar dalam memimpin, kenapa ? Pernah ada sebuah kasus dimana ketika itu pak Jokowi menjadi seorang gubernur, dan ketika beliau membutuhkan dana APBD untuk pembangunan dan biaya lain, namun dipihak DPRD tidak sejalan dengan visi dan misi beliau karena hampir seluruh kursi DPRD diisi oleh orang-orang dari partai yang beroposisi dengan beliau, sehingga disitu terdapat pertentangan dimana itu berimbas pada persoalan tarik-menarik untuk APBD ini sendiri, pada suatu ketika iya ingin membangun dan menjanjikan sebuah sarana dan prasarana untuk masyarakat, namun tidak mendapat persetujuan dan aliran dana dari DPRD sehingga tidak berjalan sesuai keinginan beliau, seketika itu rakyat pun protes dan bergejolak, namun dia langsung mengadukan DPRD ini langsung pada rakyat, “gimana saya mau bangun ini itu, kalo dana aja ga pernah disetujui”, jawab beliau dengan logat khasnya, begitu cekatan dan pintar dalam menghadapi suatu persoalan, itu yang saya tangkap. Selain itu beliau dengan sendirinya dapat mengurai biaya pengeluaran para staf pemerintahan bawahannya, kenapa ? Lihat saja, beliau kemana-mana hanya dengan mobil kijang sederhananya saja, bawahannya ? pasti akan berpikir seribu kali lagi jika ingin membeli mobil baru yang mewah dan megah, sedangkan atasannya hanya memakai mobil sederhana.
Selain itu beliau beliau adalah orang netral yang bersahaja, dimana beliau beliau tidak pernah memandang dari mana sukunya, dari mana agamanya, dari mana pulaunya, pak Jokowi dan JK selalu netral tanpa pandang bulu, yang berkompeten dan layak dia yang akan maju, begitu prinsip beliau. Lelang jabatan yang dilakukan pak Jokowi pada masa kepemimpinan beliau di Ibukota bukti nyata dari kenetralan dan keadilan beliau tanpa pandang bulu. Saya juga menyoroti beberapa kasus dan isu yang pernah menimpa beliau, pertama yaitu isu tentang presiden boneka, itu tidak benar !!!, banyak yang mengatakan pak Jokowi adalah pencitraan dari seorang Joko Widodo dan beliau merupakan boneka yang didalangkan oleh ibu Mega yang dimotori oleh pihak asing, itu semua hanya isu politik yang tidak sehat, selain itu lelaki jika sudah menjadi seorang pemimpin, bohong kalo ga pake EGO !! Maksudnya EGO disini yaitu ketegasan seorang laki-laki, itu terlihat jelas ketika beliau memimpin di DKI, ketika ada hal yang negatif bertentangan dengan beliau, beliau langsung dengan tegas menolaknya. Kemudian isu bergonta ganti jabatan dengan cepat padahal belum selesai jabatan, beberapa orang yang berpikiran negatif mengatakan itu bagian skenario presiden boneka, termasuk juga pencitraan didalamnya, itu salah besar !!!, mengapa ? Begini saja, jika seseorang berkompeten dan bekerja dengan baik disebuah perusahan maka dia akan cepat naik jabatan dan dipromosikan, nah ini juga yang bapak Jokowi alami, pencitraan ? rekayasa ? rakyat cerdas !! rakyat tahu mana yang berpura-pura mana yang benar, jujur dan apa adanya. Toh pak Jokowi pindah, beralih dan naik jabatan dengan meninggalkan kesan baik, buktinya semua rakyat yang dipimpinnya setia dan pro untuk mendukung misi beliau melanjutkan kekursi orang no satu di RI.
Semua kandidat tetap baik, dengan setiap keunggulannya. Namun saya tetap melihat pasangan  nomor dua ini yang lebih baik untuk maju sebagai presiden dan wakil presiden RI. Sebagai bangsa timur, Indonesia harus bersahaja, ramah, sopan, santun, dan bijaksana, pak Jokowi dan JK saya rasa cerminan dari sosok Indonesia yang sebenarnya, Indonesia yang sejati itu saya lihat dalam diri dan kepribadian mereka. Saya menulis semua ini bukan karena saya kader dari beliau, tim sukses, dibayar, atau sebagainya, ini semua murni bentuk dukangan saya untuk Indonesia lebih baik, lebih maju, dan sejahtera tanpa pernah lupa dengan jati diri ke Indonesia-an yang sesungguhnya, dan semuanya murni dari hati. Terlepas dari semua itu, pilihan ada ditangan anda, saya hanya memberi sedikit ulasan dan sudut pandang saya sebagai seorang mahasiswa yang harus cerdas memilih, meskipun demikian kita tetap tidak boleh berpolitik dan berpendapat buruk terhadap semua kandidat, mau tidak mau kita nanti pasti akan dipimpin oleh salah dua dari mereeka, tidak boleh mengagungkan salah seorang dengan menjatuhkan yang lainnya ! Siapapun nanti di kursi RI satu, itu pemimpin kita yang terbaik. Nomor 2 untuk Indonesia hebat !!

No comments:

Post a Comment