Secara tidak langsung
pekerjaan senagai seorang arsitek adalah pekerjaan yang mau tak mau harus
berhadapan langsung dengan lingkungan, tentu saja pekerjaan yg berhdapan
langsung dengan lingkungan ini hanya memiliki dua kemingkinan memperbaiki atau
justru malah merusak. Itulah mengapa pekerjaan arsitek ini mnjadi salah satu
penyebab kerusakan alam dan lingkungan.
Sebelum membahas lebih
kompleks dan jauh ada baiknya kita mengenal apa itu lingkunngan, lingkungan
adalah kombinasi antara kondisi fisik yang mencakup keadaan sumber daya alam
seperti tanah, air, energi surya, mineral, serta flora dan fauna yang tumbuh di
atas tanah maupun di dalam lautan, dengan kelembagaan yang meliputi ciptaan
manusia seperti keputusan bagaimana menggunakan lingkungan fisik tersebut.
Lalu apa kaitannya dengan
arsitek itu sendiri ? Jelas sangat berkaitan, arsitek sendiri ialah orang yang
bekerja dalam bidang ini, dia yang mengolah lingkungan menjadi lingkungan yang
baru sehingga menjadi layak dan pantas untuk seseorang melakukan suatu
aktifitas sesuai dengan kebutuhan dan fungsi lingkungan yang telah
diperbaharui.
Jadi sebenarnya arsitek yang
hebat ialah arsitek yang mampu mengolah lingkungan yang telah tidak layak atau
kurang layak menjadi lingkungan baru yg lebih layak dan pantas untuk sebuah
aktifitas tertentu tanpa mengubah ciri atau inti dari lingkungan itu, misal
jika kita ingin membuat sebuah hunian yang berada di lingkungan perhutanan ada
baiknya kita mengambil dan menyesuaikan konsep dengan hutan itu sendiri, jangan malah
merusakdan membabat habis hutan yang ada sehingga bebas membuat hunian semau
anda, ga bisa seperti itu mas, situ enak dapet hunian nah daerah sekitar siap
banjir kekurangan daerah hijau dan resapan.
Bukan hanya seperti itu, tapi
ada beberapa hal lain juga yang patut dan meski diperhatikan dalam hubungannya
dengan pembangunan sebuah hunian atau sejenisnya jika kaitannya dengan
lingkungan, seperti mentaati peraturan yang telah ditentukan mengenai daerah
hijau dan resapan, pengunaan bahan-bahan anti resapan seperti semen, aspal, dan
sejenisnya, terlebih untuk dasar hunian ini harus diperhatikan, harus ditekan
seminim mungkib, ini dapat mengurangi daerah resapan sehingga pemakainnya harus
sangat diperhatikan, kemudiaan membuat hunian dengan banyak bukaan dan
ventilasi ini juga dapat mengurangi tingkat pemborosan daya yang dampak tingkat
lanjutnya dapat berdampak pda lingkungan.
Mengapa semua itu harus
diperhatikan ? Kalian pernah melihat banjir diibu kota ? Itu salah satu akibat
dari tidak diperhatikannya kaidah dalam pengolahan sebuah yang baik dan benar,
yang penting jadi, yang penting ada bangunannya, yang penting uang, jika semua
kaidah dan aturan pemberdayaan lingkungan diabaikan tinggal menunngu sampai
dunia ini benar-benar musnah karena ulah kita sendiri. Secara tidak langsung,
kalian sadar bahwa pekerjaan yang menyangkut dunia arsitek itu adalah pekerjaan
penyumbang terbesar akan kerusakan lingkungan, bisa dikatakan ya pekerjaan
arsitek itu perusak. Kenapa ? Dengan membangun sebuah hunian berbahan bata atau
sejenis itu saja sudah merusak, mengapa ? Bayangkan !! Bata yang kalian dapat
itu dari mana ? Bahan dasarnya apa ? TANAH !! Tanah itu didapat dari mana ?
Secara tidak langsung kalian para arsitek telah melubangi bumi anugerah Tuhan
demi alaan komersil, kalian pikir rumah, apartement, atau hotel yang kalian pikir
setimpal harganya untuk mengganti lubang yang telah kalian buat ?! TIDAK !!
Kerusakan yang kalian perbuat itu tidak dapat disebandingkan dengan hotel atau
apapun itu yg kalian buat, harganya tidak lah pantas atas kerusakan yg kalian
buat.
Architect Is The Second Hand Of God
Arsitek telah banyak merusak
lingkungan jangan sampai kita juga yang jadi penghancur lingkungan. Maka dari
itu pemilihan bahan, efisiensi dan penataan sumber-sumber energi harus
benar-benar dan sangat diperhatikan, sebagai seorang arsitek kita harus sadar,
kritis dan cinta lingkungan dulu baru mulai merancang, jangan samapai hanya
demi komersil kita menjadi salah satu penyebab hancurnya dunia ini.
Peran Arsitek sebagai tangan
kedua Tuhan harusnya terpancar, kita sebagai arsitek merupakan tangan kedua
Tuhan, kita orang-orang terpilih yang Tuhan percaya. Tuhan mempercayakan kepada
kita dunia ini, melalui tangan kita Tuhan mempercayakan dunia ini agar kita
dapat bangun dan jadikan lebih indah, citra kita sebagai Secind Hand Of God itu
nyata dan benar adanya, maka jangan pernah rusak kepercayaan Tuhan atas kita
orang-orang terpilih.
Tentu saja dalam pelaksanaan
ada yang benar mempertimbangkan secara matang kaidah dan aturan yang telah ada
dan tahu akan batasan yang boleh atau tidak dilewti, ini merupakan beberapa
contoh dari arsitek yang benar paham tudasnya sebagai arsitek dan juga ada
pengusaha yang bertopeng arsitek yang tega merusak lingkungannya sendiri.
Penjabaran
prinsi-prinsip green architecture beserta langkah-langkah
mendesain green building menurut: Brenda dan Robert Vale, 1991, Green
Architecture Design fo Sustainable Future:
1. Conserving Energy (Hemat Energi)
Sungguh sangat ideal
apabila menjalankan secara operasional suatu bangunan dengan sedikit mungkin
menggunakan sumber energi yang langka atau membutuhkan waktu yang lama untuk
menghasilkannya kembali. Solusi yang dapat mengatasinya adalah desain bangunan harus mampu memodifikasi iklim dan dibuat
beradaptasi dengan lingkungan bukan merubah lingkungan yang sudah ada. Lebih
jelasnya dengan memanfaatkan potensi matahari sebagai sumber energi. Cara
mendesain bangunan agar hemat energi, antara lain:
1. Banguanan dibuat memanjang dan tipis
untuk memaksimalkan pencahayaan dan menghemat energi listrik.
2. Memanfaatkan energi matahari yang
terpancar dalam bentuk energi thermal sebagai sumber listrik dengan menggunakan
alat Photovoltaicyang diletakkan di atas atap. Sedangkan atap
dibuat miring dari atas ke bawah menuju dinding timur-barat atau sejalur dengan
arah peredaran matahari untuk mendapatkan sinar matahari yang maksimal.
3. Memasang lampu listrik hanya pada bagian
yang intensitasnya rendah. Selain itu juga menggunakan alat kontrol
penguranganintensitas lampu otomatis sehingga lampu hanya memancarkan cahaya
sebanyak yang dibutuhkan sampai tingkat terang tertentu.
4. Menggunakan Sunscreen pada
jendela yang secara otomatis dapat mengatur intensitas cahaya dan energi panas
yang berlebihan masuk ke dalam ruangan.
5. Mengecat interior bangunan dengan warna
cerah tapi tidak menyilaukan, yang bertujuan untuk meningkatkan intensitas
cahaya.
6. Bangunan tidak menggunkan pemanas
buatan, semua pemanas dihasilkan oleh penghuni dan cahaya matahari yang masuk
melalui lubang ventilasi.
7. Meminimalkan penggunaan energi untuk
alat pendingin (AC) dan lift.
2. Working with Climate (Memanfaatkan
kondisi dan sumber energi alami)
Melalui
pendekatan green architecture bangunan beradaptasi
dengan lingkungannya. Hal ini dilakukan dengan memanfaatkan kondisi alam, iklim
dan lingkungannya sekitar ke dalam bentuk serta pengoperasian bangunan,
misalnya dengan cara:
1. Orientasi bangunan terhadap sinar
matahari.
2. Menggunakan sistem air pump dan cros
ventilation untuk mendistribusikan udara yang bersih dan sejuk ke dalam
ruangan.
3. Menggunakan tumbuhan dan air sebagai
pengatur iklim. Misalnya dengan membuat kolam air di sekitar bangunan.
4. Menggunakan jendela dan atap yang
sebagian bisa dibuka dan ditutup untuk mendapatkan cahaya dan penghawaan yang
sesuai kebutuhan.
3. Respect for Site (Menanggapi
keadaan tapak pada bangunan)
Perencanaan mengacu
pada interaksi antara bangunan dan tapaknya. Hal ini dimaksudkan keberadan
bangunan baik dari segi konstruksi, bentuk dan pengoperasiannya tidak merusak
lingkungan sekitar, dengan cara sebagai berikut.
1. Mempertahankan kondisi tapak dengan
membuat desain yang mengikuti bentuk tapak yang ada.
2. Luas permukaan dasar bangunan yang
kecil, yaitu pertimbangan mendesain bangunan secara vertikal.
3. Menggunakan material lokal dan material
yang tidak merusak lingkungan.
4. Respect for User (Memperhatikan
pengguna bangunan)
Antara pemakai
dan green architecture mempunyai keterkaitan yang
sangat erat. Kebutuhan akan green architecture harus memperhatikan kondisi
pemakai yang didirikan di dalam perencanaan dan pengoperasiannya.
5. Limitting New Resources (Meminimalkan
Sumber Daya Baru)
Suatu bangunan
seharusnya dirancang mengoptimalkan material yang ada dengan meminimalkan
penggunaan material baru, dimana pada akhir umur bangunan dapat digunakan
kembali unutk membentuk tatanan arsitektur lainnya.
6. Holistic
Memiliki pengertian
mendesain bangunan dengan menerapkan 5 poin di atas menjadi satu dalam proses
perancangan. Prinsip-prinsip green architecturepada dasarnya
tidak dapat dipisahkan, karena saling berhubungan satu sama lain. Tentu secar
parsial akan lebih mudah menerapkan prinsip-prinsip tersebut. Oleh karena itu,
sebanyak mungkin dapat mengaplikasikan green architecture yang
ada secara keseluruhan sesuai potensi yang ada di dalam site.
Ini dia contoh
beberapa konsep bangunan ramah lingkungan :
The Modern Design of High Rise Building
with Garden di Cina
MAD Architects telah merancang model bangunan yang akan berlokasi di
Chonquing, Cina. Bangunan tinggi ini bukan desain bangunan kaku biasa. Ini
adalah ide inovatif dalam desain bangunan. Bangunan futuristik dihubungkan oleh
sebuah struktur silinder inti, setiap lantai telah ditempatkan sedikit dari
pusat, memberikan tampilan gedung ini unik.
Konsep dari susunan lantai menciptakan persepsi bahwa setiap lantai
mengambang di atas yang lain. Di sini, di gedung ini, sifat dan kota metropolis
perkotaan pencampuran menjadi hutan kota. Taman balkon adalah ide besar desain
bangunan ramah lingkungan.
The Interlace Residential Building di
Singapore
The Interlace terdiri dari tiga puluh satu blok apartemen. Setiap blok
memiliki enam lantai dan panjangnya identik. Blok ini ditumpuk dalam susunan heksagonal
sekitar delapan halaman terbuka dan permeable skala besar. Bangunan hunian
kontemporer ini terletak di situs delapan hektar di pegunungan hijau Selatan.
Area situs 81.000 m2 untuk program ini: 1.040 asrama di 144.000 m2; clubhouse
perumahan / fasilitas 1.500 m2; ritel 500m2; tambahan / core / MEP 24.000 m2;
parkir bawah tanah 2.600 ruang. Total area lantai dibangun 170.000 m2. Tinggi
blok perumahan adalah 83m dengan 24 lantai atas dan satu ruang bawah tanah
dengan dimensi 16,5 x 70m. OMA Architects telah merancang bangunan tinggi
mengingat fitur kesinambungan melalui analisis mendalam dari matahari, angin,
dan kondisi iklim mikro dan integrasi strategi energi rendah dampak
pasif.
Vertical Village -Mix- use Building wiht
Solar Panels in Dubai
Vertikal Village adalah bangunan tinggi yang dirancang untuk mengurangi
keuntungan dan memaksimalkan produksi surya surya. Untuk mengurangi penetrasi
matahari, di sisi utara dan pada arah timur-barat bangunan ini menggunakan
campuran self-teduh. Agregasi energi matahari dimaksimalkan oleh kolektor surya
di sebelah selatan. Bangunan ini memiliki bentuk sudut futuristik seperti
jaring laba-laba. Gedung ini dimaksudkan untuk mendapatkan Sertifikat Emas
LEED.
Eco-Frendly Tower Design in Singapore
Singapura juga akan memiliki bangunan yang indah tinggi dengan perusahaan
EDITT Tower (Ecological Design in the Tropics). Proyek ini akan dibangun dengan
dukungan finansial dari National University. Desain menara ini terdiri dari 26
lantai dengan panel fotovoltaik. Bangunan pencakar langit akan menggunakan
vegetasi organik untuk membungkus bangunan yang juga berfungsi sebagai
insulator dinding hidup. Proyek ini diambil oleh TRHamzah & Yeang dan
dirancang untuk mengumpulkan air hujan, baik untuk irigasi tanaman dan
kebutuhannya.
The Reflection Building Design Kepley Bay
di Singapore
Daniel Libeskind telah merancang menara Refleksi di Keppel Bay, Singapura.
Menara yang terletak di pintu masuk ke pelabuhan Singapura Keppel bersejarah.
Rancangan proyek duduk sekitar 84.000 meter persegi tanah dengan luas garis
pantai 750 meter.
Pengembangan tepi laut ini terdiri dari enam menara bertingkat tinggi,
beberapa dihubungkan oleh skybridges, dan luas low-rise villa. Kompleks
bangunan ini menampung 1.129 unit rumah. Bangunan ini dirancang dengan
pertimbangan interaksi dengan laut dan panorama indah sekitarnya termasuk mount
faber, lapangan golf club Keppel, Labrador Park, sentosa dan resor terpadu kota
mendatang.
The Design of Saudi Arabia Pavilion di
Sanghai (World Expo 2010)
Proyek ini merupakan kombinasi dari desainer Cina dan Saudi. Saudi Arabia
Pavilion untuk Shanghai World Expo 2010 ini dirancang untuk menjadi duplikasi
Arab Saudi. Desain paviliun melakukan "perahu bulan" bentuk yang
dikelilingi oleh padang pasir dan laut. Ada 150 kurma sekarang ditanam di
paviliun. Sebuah layar IMAX besar menjadi daya tarik utama dengan 1600 meter
persegi dalam jumlah besar. Layar ini akan menyajikan film pendek.
The Design of Fake Hill Residential
Building di China
Pertumbuhan penduduk China yang cepat kebutuhan ketersediaan ekonomis
perumahan. Ini di bawah proyek konstruksi merupakan salah satu solusi inovatif
arsitektur. Bukit Fake merupakan bangunan hunian apartemen yang terletak di
situs tepi laut di Beihai, China. Bangunan ini akan menyediakan perumahan,
kantor dan fasilitas hotel di luas bangunan 492.369 meter persegi di kawasan
situs 109.203 meter persegi. Bangunan ini unik memiliki ketinggian berbeda di
berbagai puncaknya 106-194 m.
Desain bangunan didasarkan pada dua tipologi untuk pembangunan perumahan,
yaitu naik gedung tinggi dan panjang blok low rise. Sama seperti bentuk bukit,
bentuk ini diwakili situs topologi dan juga untuk memaksimalkan pemandangan.
Ini akan membangun landmark telah mengubah obsesi arsitektur tradisional Cina
dengan alam dengan menciptakan sebuah struktur yang menjadi bentuk alami buatan
manusia itu sendiri. Design by MAD.
McAllen Building in Massachussets di
Amerika Serikat
Kantor Arsitek dA telah dirancang MacAllen Bangunan dalam revitalisasi perkotaan
Selatan Boston, Massachusetts, Amerika Serikat. Bangunan hunian ini terletak di
wilayah proyek 32.516 meter persegi. Ini desain bangunan disesuaikan dengan
skala yang berbeda dan konfigurasi perkotaan karena situs peralihan yang
menjadi perantara antara landai off-jalan raya, sebuah kain perumahan tua, dan
zona industri. Desain ini juga menanggapi kondisi yang ada dan iklim. Sebagai
hasil dari desain rumah yang berkelanjutan, bangunan MacAllen menerima
sertifikasi LEED Gold.
Vertical Farm for Futuristic London Bridge
Proposal by Chetwood
Arsitek Chetwood telah memenangkan kompetisi arsitektur untuk merancang
hunian baru London Bridge. Laurie Chetwood telah merancang pertanian vertikal
dan pasar umum pada desain nya versi hunian baru dari London Bridge. Konsep ini
dibuat di Jembatan London sebagai tempat pertemuan pusat dan tempat untuk
berkumpul, dan juga tempat perdagangan. Jembatan yang melintasi Sungai Thames
yang berpusat pada 2 elemen utama - sebuah pertanian vertikal dan pusat
komersial untuk pasar makanan segar, kafe, restoran, dan akomodasi perumahan.
Sebuah dermaga dihubungkan dengan jembatan memungkinkan barang yang harus
dikirim dan membeli pada tingkat air dan bahkan lebih menghasilkan yang akan
ditanam melalui hidroponik. Dua pasar menghasilkan akan ditempatkan pada kedua
sisi jembatan, satu pasar grosir dan pasar yang lain organik publik.
Energi terbarukan juga akan diberikan dalam desain jembatan baru. Sebuah
ide cemerlang efisiensi penggunaan air dan pemanas efisien dan teknologi
pendinginan telah diluncurkan oleh pemenang. Pertanian vertikal akan melayani menara
pendingin, menggambar udara dingin di tingkat jembatan dan, sementara udara
panas terdorong keluar melalui bagian atas. Ventilasi alami ini juga kekuatan
turbin axiswind vertikal ditempatkan di puncak menara. Pemanasan surya untuk
air panas terjadi dalam gulungan konveksi, sementara EFTE atas inti dari
pertanian menyediakan kulit PV ringan surya untuk pembangkit listrik. Setiap
kelebihan panas tidak diperlukan untuk pertanian akan diberikan kepada
pengecer. Koleksi Air hujan akan pergi untuk mendukung toilet dan pertanian
hidroponik, dan abu-abu-air akan diperlakukan dan didaur ulang.
refrensi :
http://arsitekturdanlingkungan.blogspot.com/2012/10/green-arsitektur.html
http://finifio.wordpress.com/category/arsitektur-dan-lingkungan/
http://arsitekturdanlingkungan.blogspot.com/2012/10/green-arsitektur.html
http://finifio.wordpress.com/category/arsitektur-dan-lingkungan/
No comments:
Post a Comment