Welcome


WELCOME TO CORETAN PASCAL

Tuesday, 14 June 2011

Kuda Yang Mengingkari Dirinya

Di sebuah hutan tinggal lah seekor kuda hitam, dia adlah kuda besar yang sangat gagah dan perkasa. Namun disetiap kuda itu datang pasti semua binatang kecil takut padanya karena badannya yang besar, terlebih lagi suara rintihannya untuk sebagian binatang lain itu sangat menakutkan dan menyeramkan. Pada akhirnya semua binatang yang ada disana tak ada yang mau berteman karena setiap kuda itu datang semua binatang pasti lari hingga kuda itu merasa kesepian karena tak punya teman. Hingga pada suatu saat kuda itu mendapatkan ide yang dia pikir akan berhasil. Jika suara ku seperti jangkrik mungkin semua binatang tak kan takut lagi kepadaku, kan si jangkrik itu suaranya sangat merdu. Akhirnya ia pergi menemui si jangkrik. Hei jangkrik, jangkrik pun ingin lari karena mendengar suara kuda yang seram itu, namun kuda itu berkata, “Tunggu ! aku hanya ingin bertanya, apa rahasia suara merdu mu itu ?”. Jangkrik pun menjawab, aku tidak punya rahasia apa-apa, Tuhan telah menciptakan aku seperti ini, jadi ini lah aku, jawabsang jangkrik.Tidak mungkin, pasti ada suatu hal yang menyebabkan suaramu merdu seperti itu, kuda terus saja berpikir mengapa suara sang jangkrik bisa se merdu itu, hingga sang kuda itu terpikirkan sesuatu hal. Hei jangkrik apa yang kau makan setiap harinya ? jangkrik pun menjawab, aku hanya memakan embun dipagi hari setiap harinya. Kuda pun girang, aha,.. itu dia yang membuat suaramu merdu jangkrik, terimakasih jangkrik. Mulai saat ini aku hanya akan makan embun dipagi hari agar suara ku merdu seperti jangkrik itu dan aku akan mempunyai banyak teman. Pagi menjelang, kuda itu segera pergi mencari embun, setelah menemukan embun-embun itu ia dengan segera memakannya, setelah itu ia mencoba bersuara namun suaranya itu masih tetap tetap seram dan menakutkan, kenapa suara ku masih seperti ini ?? Ah mungkin ini baru awal sehingga aku harus terus memakan embun-embun sampai suaraku berubah. Kuda besar yang tadinya memakan dedaunan yang sangat banyak tiap harinya kini ia hanya memakanembun di pagi hari, itu membuatnya sangat kelaparan dan lemas, namun ia tetap meneruskan pemikirannya itu.beberapa hari berlalu, kuda yang tadinya besar dan gagah kini menjadi kuda yang kurus kecil dan sangat lemas. Pagi hari menjelang, ia kembali memakan embun di pagi itu, kembali ia mencobasuaranya, namun masih tetap seperti sebelum ia memakan embun, kuda itu sangat lemas, ia tak memiliki tenaga lagi, hingga akhirnya kuda itu mati karena kelaparan,sebelum kuda itu mati sempat ia mengatakan, “Aku menyesal, aku telah mengingkari diriku sendiri, aku mencoba merubah apa yang telah Tuhan berikan pada diriku tanpa pikir panjang, seharusnya aku bangga menjadi diriku, harusnya aku lebih bersyukur bukan malah mengeluh dan mencoba menjadi sesuatu yang mustahil. Kuda itu pun menghembuskan nafas terakhir, terpejam, dan mati. TAMAT

No comments:

Post a Comment