Guru adalah seorang yang mulia, dia yang telah memberikan
banyak ilmu kepada kita sebagai seorang siswanya tentunya. Tak jarang mereka
juga berbagi setiap pengalaman yang telah mereka dapat selama perjalanan
hidupnya, hal itu yang menjadikan kita kaya akan fantasi tentang kehidupan yang
sebenarnya diluar sana. Semua kenyataan itu tak pernah seperti apa yang sedang
kalian alami, kalian masih kecil dan bersyukur belum merasakan betapa kerasnya
dunia nyata diluar sana, kalimat itu sering banget saya dengar karena hampir
semua guru mengucapkan kalimat seperti itu, meski dalam bahasa mereka
masing-masing, terkadang frustasi, tak jarang malah menjadi sebuah motivasi
tersendiri untuk menjadi yang terbaik. Namun mereka selalu memberi lebih,
selalu memberi motivasi tersendiri untuk saya yang masih dalam proses pencarian
jati diri ini, terkadang sering bimbang dan mengingkari diri sendiri akan
keberadaan saya, namun mereka dengan sabar selalu memberi masukan kearah yang
lebih baik, membimbing, mengajarkan, dan berbagi pengalaman, itu hal hebat yang
seorang guru dapat lakukan.
Meskipun demikianlah seharusnya hati seorang guru, mereka
harus ikhlas, sabar dan mau mebagi ilmu dengan niat menjadikan, mendidik, dan
mangawasi mereka untuk menjadi manusia yang hebat dan berguna untuk semua, tak
jarang juga dari beberapa hanya menginginkan jabatan, hanya menginginkan
hormat, hanya menginginkan akhlak dan jabatan sebagai seorang pahlawan tanpa
tanda jasa, namun tidak berbuat selayaknya guru yang mulia. Apa yang mereka
kejar ? Saya heran mengapa mereka mendirikan kongsi dagang disebuah lahan pendidikan
? Apakah karena sekarang pendidikan itu adalah syarat mutlak sebuah
keberhasilan dan hampir semua orang membutuhkannya maka mereka memanfaatkan
keadaan ini sebagai sebuah peluang bisnis ?! Jadilah seorang wirausahawan jika
ingin berbisnis. Hal seperti ini yang mencoreng citra mulia dari seorang guru
yang sesungguhnya. Tugas ini sangat berat, ketika kita harus mengemban amanat
dari semua wali murid, dan dituntut menjadikan mereka sesuatu yang berhasil
dalam akademisi, sosial dan moral sebenarnya itu tujuan utamanya. Meski terdengar
mudah da sederhana namun kenyataannya tak semudah membalik kedua tepak tangan. Butuh
ketulusan hati, keikhlasan, kejujuran, kedisiplinan, dan pengalaman yang luar
biasa.
Pendidikan sekarang berbeda dengan zaman dahulu, sekolah
dimasa sekarang bukan seperti sekolah dimasa lalu. Saat mereka bergelar manusia
berpendidikan pada zaman dahuli itu karena mereka benar-benar cerdas dan
menerima semua ilmu yang telah diberikan gurunya dengan baik sehingga dapat
menerapkan kekehidupan nyata, namun sekarang pendidikan hanya sebagai gengsi
dan sebatas status sosial. Dahulu orang bersekolah karena haus akan ilmu, haus
akan kebenaran, namun sekarang sekolah hanya jalan menuju sebuah pekerjaan
melalui status semua dalam kertas yang kita kenal dengan istilah ijazah. Bukan
seperti itu seharusnya kita menykapinya, disinilah peran guru sangat diperlukan,
guru yang benar-benar tulus mengerti dan manyadarkan para muridnya dari doktrin
negatif seperti tadi, disini guru harus mampu membuka hati, dan pikiran para
siswanya, agar mereka tidak tersesat dalam kepalsuan yang kalimatnya terdengar
menjajikan padahal kenyataannya itu menyesatkan.
Sungguh besar jasamu padaku sampai saat ini, engkau
benar-benar mengemban tugas berat. Baktiku padamu.
HYMNE GURU
Terpujilah wahai
engkau ibu bapak guru
Namamu akan selalu hidup dalam sanubariku
Semua baktimu akan kuukir di dalam hatiku
Sebagai prasasti terima kasihku
Tuk pengabdianmu
Engkau sebagai pelita dalam kegelapan
Engkau laksana embun penyejuk dalam kehausan
Engkau patriot pahlawan bangsa
Tanpa tanda jasa
No comments:
Post a Comment