Welcome


WELCOME TO CORETAN PASCAL

Sunday, 23 March 2014

Hati Seorang Guru

Guru adalah seorang yang mulia, dia yang telah memberikan banyak ilmu kepada kita sebagai seorang siswanya tentunya. Tak jarang mereka juga berbagi setiap pengalaman yang telah mereka dapat selama perjalanan hidupnya, hal itu yang menjadikan kita kaya akan fantasi tentang kehidupan yang sebenarnya diluar sana. Semua kenyataan itu tak pernah seperti apa yang sedang kalian alami, kalian masih kecil dan bersyukur belum merasakan betapa kerasnya dunia nyata diluar sana, kalimat itu sering banget saya dengar karena hampir semua guru mengucapkan kalimat seperti itu, meski dalam bahasa mereka masing-masing, terkadang frustasi, tak jarang malah menjadi sebuah motivasi tersendiri untuk menjadi yang terbaik. Namun mereka selalu memberi lebih, selalu memberi motivasi tersendiri untuk saya yang masih dalam proses pencarian jati diri ini, terkadang sering bimbang dan mengingkari diri sendiri akan keberadaan saya, namun mereka dengan sabar selalu memberi masukan kearah yang lebih baik, membimbing, mengajarkan, dan berbagi pengalaman, itu hal hebat yang seorang guru dapat lakukan.
Meskipun demikianlah seharusnya hati seorang guru, mereka harus ikhlas, sabar dan mau mebagi ilmu dengan niat menjadikan, mendidik, dan mangawasi mereka untuk menjadi manusia yang hebat dan berguna untuk semua, tak jarang juga dari beberapa hanya menginginkan jabatan, hanya menginginkan hormat, hanya menginginkan akhlak dan jabatan sebagai seorang pahlawan tanpa tanda jasa, namun tidak berbuat selayaknya guru yang mulia. Apa yang mereka kejar ? Saya heran mengapa mereka mendirikan kongsi dagang disebuah lahan pendidikan ? Apakah karena sekarang pendidikan itu adalah syarat mutlak sebuah keberhasilan dan hampir semua orang membutuhkannya maka mereka memanfaatkan keadaan ini sebagai sebuah peluang bisnis ?! Jadilah seorang wirausahawan jika ingin berbisnis. Hal seperti ini yang mencoreng citra mulia dari seorang guru yang sesungguhnya. Tugas ini sangat berat, ketika kita harus mengemban amanat dari semua wali murid, dan dituntut menjadikan mereka sesuatu yang berhasil dalam akademisi, sosial dan moral sebenarnya itu tujuan utamanya. Meski terdengar mudah da sederhana namun kenyataannya tak semudah membalik kedua tepak tangan. Butuh ketulusan hati, keikhlasan, kejujuran, kedisiplinan, dan pengalaman yang luar biasa.
Pendidikan sekarang berbeda dengan zaman dahulu, sekolah dimasa sekarang bukan seperti sekolah dimasa lalu. Saat mereka bergelar manusia berpendidikan pada zaman dahuli itu karena mereka benar-benar cerdas dan menerima semua ilmu yang telah diberikan gurunya dengan baik sehingga dapat menerapkan kekehidupan nyata, namun sekarang pendidikan hanya sebagai gengsi dan sebatas status sosial. Dahulu orang bersekolah karena haus akan ilmu, haus akan kebenaran, namun sekarang sekolah hanya jalan menuju sebuah pekerjaan melalui status semua dalam kertas yang kita kenal dengan istilah ijazah. Bukan seperti itu seharusnya kita menykapinya, disinilah peran guru sangat diperlukan, guru yang benar-benar tulus mengerti dan manyadarkan para muridnya dari doktrin negatif seperti tadi, disini guru harus mampu membuka hati, dan pikiran para siswanya, agar mereka tidak tersesat dalam kepalsuan yang kalimatnya terdengar menjajikan padahal kenyataannya itu menyesatkan.
Sungguh besar jasamu padaku sampai saat ini, engkau benar-benar mengemban tugas berat. Baktiku padamu.




HYMNE GURU

 Terpujilah wahai engkau ibu bapak guru
Namamu akan selalu hidup dalam sanubariku
Semua baktimu akan kuukir di dalam hatiku
Sebagai prasasti terima kasihku
Tuk pengabdianmu

Engkau sebagai pelita dalam kegelapan
Engkau laksana embun penyejuk dalam kehausan
Engkau patriot pahlawan bangsa
Tanpa tanda jasa

No comments:

Post a Comment