Indonesia adalah negara yang sangat kaya akan kepribadiaan, itu
mungkin karena bangsa ini terdapat banyak suku dan budaya. Meskipun terdapat
banyak sekali suku dan budaya namun Indonesia adalah negara kesatuan yang
sangat menjujung tiggi persatuan dan kesatuan. Lain dulu lain sekarang, mungkin
dulu memang seperti itu namun sekarang kalimat itu hanya seperti sepenggal
lyric lagu yang telah dilupakan banyak orang. Dahulu memang negara ini negara yang
kokoh dengan persatuan dan kesatuan sebagai pondasinya. Dizaman dulu memang
negara kita tercinta ini sangat ditakuti dan disegani oleh seluruh bangsa
didunia, namun sekarang itu hanya seperti sebuah legenda yang hanya untuk
dikenang. Jangankan ditakuti, dikenal saja tidak, ini memalukan. Negara kita
dulu seperti harimau yang sangat ditakuti dengan taring dan cakar tajam yang
siap menerkam kapanpun dan siapapun yang mencoba mengusik kita, semua itu tidak
lain tidak bukan karena persatuan dan kesatuan kita yang memang tidak
terkoyahkan. Zaman telah memasuki era modern dan era globalisasi, semua budaya
bebas masuk kesana kemari, informasi berkeliaran bebas, semua orang bisa
mengakses semua itu dengan bebas. Mungkin saja hal itu yang menyebabkan budaya
kita tercampur aduk dengan budaya lain, memang bagus jika kita mau terbuka pada
budaya lain dan mengambil setiap hal positif dari setiap budaya luar yang kita
pelajari. Namun pada kenyataannya budaya yang masuk kedalam negeri tercinta ini
bebas tanpa proses penyaringan yang sesuai, semua yang masuk entah negatif
ataupun positif kita ambil begitu saja. Mungkin karena informasi dan budaya
terlalu bebas keluar masuk, atau proses penyaringannya yang sangat buruk.
Akibat semua itu, kita sudah sulit membedakan budaya negara yang original dan
budaya yang campuran entah adaptasi atau pure budaya luar. Pornografi, sex,
drugs, antisocial, semua budaya negative itu ikut terbawa, padahal negara
Indonesia dahulu dikenal sebagai negara yang santun, ramah, dan sopan namun
sekarang ?! Akibat pencampuran-pencampuran yang berdampak negatif kita tidak
lagi bisa mengenali siapa kita sebenarnya, apakah kita Timur ? Ataupun Barat ? Kita
boleh saja mengambil adat ketimuran yang santun, dan boleh juga mengadaptasi
semangat berkobar kebaratan, namun tetap harus diingat bahwa kita bukan barat,
bukan juga timur, tapi kita satu kesatuan utuh yang tak terpisahkan, kita
Indonesia !! Jika semua orang yang ada dinegeri ini mengerti akan arti dan
makna dari kalimat itu, kita pasti jadi bangsa yang kuat. Namun kenyataannya,
kesadaran berbangsa dan bernegara para pemuda Indonesia telah melemah, moral
dan kepribadian kita telah dijajah oleh bangsa luar dengan mudah. Mereka
mencoba merebut kebebasan kita lagi, namun tidak secara nyata dan
terang-terangan lebih melalui cara yang manis dan terselubung. Game online,
situs-situs pornografi, konten dewasa yang bebas dijelajahi, perusahaan dagang,
dan lain sebagainya, ini benar-benar sebuah ancaman besar yang terselubung.
Namun ada hal yang lebih disayangkan, bukan hanya orang luar yang
berlomba-lomba menjajah dan menggobrak-abrik bangsa kita tercinta ini, tapi
orang dalam sendiri juga mulai menggrogoti aset milik negara sendiri, apa yang
mereka pikirkan ? Mereka merusak moral bangsa sendiri dengan memakan hak yang
bukan miliknya, hati mereka tidak lebih besar dari perut mereka. Apa yang harus
dibenahi ? Moral sudah terlanjur bobrok, kepribadian terlanjur anjlok !! Kalo
sudah begini, siapa yang salah ? Satu persatu mencari-cari kesalahan setiap
orang, berlomba – lomba menyataakan kebenaran, kamu !! kamu !! mereka !! dia !!
siapa ?! kita saling tuduh, saling berburuk sangka, saling menghujat, padahal
kita satu bangsa, satu nenek moyang dan satu tetua. Solusinya kita harus bangun
lagi persatuan, bangun lagi budaya kita, bukan salah pemerintah, bukan salah warga,
pemimpin, atau lainnya. Ini salah kita yang tidak mepunyai rasa persatuan, kita
yang tidak punya kesadaran akan pentingnya kesatuan, kita harus pupuk lagi
semua rasa itu agar kita kembali menjadi bangsa Indonesia yang satu, kuat, dan
ditakuti. Bersama kita kembalikan Indonesia ke Indonesia.
No comments:
Post a Comment